Senin, 22 Desember 2008


17 Januari 2006 - 13:02 (Diposting oleh: @rdi)

Dampak Video Games Pada Anak Perlu Diwaspadai        


Chika tampak asyik bermain. Jarinya memencet-mencet tombol konsol yang ada di tangannya. Sementara matanya tak lepas dari layar monitor yang tengah menayangkan gerak akrobatis tokoh yang dikendalikannya mengatasi rintangan sambil menghadapi musuh-musuhnya. 

Begitulah biasanya kesibukan anak perempuan usia tujuh tahun itu sepulang sekolah. Begitu tokohnya mati dan permainan berakhir, dia segera mengulang dari awal dengan rasa penasaran. Semua itu tercermin dari ekspresi wajahnya dan pencetannya yang terkesan makin tak terkontrol. 

Itulah sedikit gambaran penggunaan permainan video konsol (video games console) yang setiap peluncuran seri barunya bernuansa gegap gempita. Belum hilang dari ingatan bagaimana para pecandu permainan ini rela antre dan menginap di depan toko untuk bisa membeli PlayStation 2 (PS 2) dari Sony pada kesempatan pertama. 

Hal yang paling dikritik dari video game adalah dampaknya yang bisa membuat kecanduan. Singkatnya permainan itu dituduh menjadikan orang berperilaku kompulsif, tak acuh pada kegiatan lain, dan memunculkan gejala aneh, seperti rasa tak tenang saat keinginan bermain tidak terpenuhi. 

Penelitian lebih dari sepuluh tahun lalu menunjukkan bahwa pecandu video game (junkies) adalah individu berintelijensi tinggi, bermotivasi, dan berorientasi pada prestasi. Mereka berprestasi bagus baik di sekolah maupun tempat kerja yang tidak terganggu dengan hobi yang satu ini. 

Namun kecanggihan game yang terus berkembang dan makin banyak dibuat pada abad 21 ini, masih jadi tanda tanya apakah game berpengaruh pada orientasi prestasi seseorang. Lebih khusus lagi layakkah orangtua khawatir dengan kegandrungan anak-anaknya dalam permainan virtual ini?